Kehidupan Nomaden ala Manusia Purba vs Manusia Modern
![]() |
Manusia Purba - Donisaurus |
Menilik dari frasanya, Anda mungkin bisa
mengira-ngira apa yang dimaksud dengan digital nomad. Kembali ke beberapa tahun
lalu saat masih mengenyam pendidikan ilmu sosial bidang sejarah, Anda pasti
familier dengan istilah nomaden yang digambarkan sebagai salah satu ciri pada
kehidupan manusia purba. Nomaden merupakan sebutan bagi keadaan yang terus
berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain. Hal ini dikarenakan karena
kala itu, manusia praaksara hidupnya sangat bergantung pada kondisi alam.
Sekarang, manusia
berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lainnya juga karena kondisi alam
meski untuk alasan yang sama sekali berbeda. Manusia modern cenderung dinamis
dan tidak menyukai hal-hal yang monoton. Keadaan stagnan hanya akan membuat
mereka merasa semakin lelah dan tidak produktif. Karena itu, mereka bahkan rela
mengeluarkan sejumlah biaya yang tidak sedikit untuk sekadar berlibur ke tempat
yang sama sekali berbeda demi suasana baru dan mengisi energi sebelum kembali
berjibaku dengan rutinitas.Digital Nomad: Tren Baru Peluang Maju
![]() |
DigitalNomad - MidlifeBackpackers |
Bagi sebagian masyarakat—terutama di
selain kota besar—pekerjaan yang dianggap ideal adalah pekerjaan yang memiliki
kantor tetap, berseragam, dengan jadwal yang pasti. Itu sebabnya, sampai saat
ini, bekerja di kantor-kantor pemerintahan atau perusahaan masih menjadi
pilihan utama bagi para fresh graduate. Selain ideal, pekerjaan semacam ini
dianggap yang paling ‘aman’.
Padahal, digital nomad bukan pekerjaan
yang tidak menjanjikan. Bahkan tidak sedikit digital nomad yang terbang dari
satu negara ke negara lain dalam waktu yang berdekatan dan jangka yang panjang.
Hari ini berada di Rusia, empat hari kemudian di Perancis, dua minggu kemudian
di Thailand, dan sebagainya. Jika harus bicara soal finansial, tentu
berpindah-pindah lokasi seperti itu tidak membutuhkan biaya yang sedkit, bukan?
Menjadi seorang digital nomad memang
identik dengan freelancer atau pekerja remote. Meski demikian, jangan terburu
menganggapnya remeh. Di tahun 2016 kemarin, dalam sebuah video yang dirilis
Temasek disebutkan bahwa pada tahun 2020 kelak, hampir 50% populasi di Amerika
Serikat yang bekerja memilih menjadi freelancer. Ada cukup banyak alasan masuk
akal yang membenarkan probabilitas ini. Dengan menjadi digital nomad, Anda bisa
bekerja lebih santai di mana pun yang Anda mau—kedai kopi, rumah, pantai,
bandara, dan lain-lain. Jika bisa bekerja sekaligus piknik, mengapa harus di
kantor dan bergeming?
Baca juga: Mudahnya memulai Bisnis Online dengan Blog.
Tantangan Digital Nomad
![]() |
Tantangan DigitaL Nomad - Lateral Action |
Siapa pun bisa menjadi digital nomad.
Kebutuhan dasar yang Anda butuhkan adalah laptop, ponsel, internet, dan skill.
Umumnya, pelaku digital nomad adalah penulis, ilustrator, fotografer, progamer,
translator, konsultan, entrepreneur, dan sebagainya.
Pekerjaan ini cocok bagi Anda yang
menyukai tantangan dan tidak gentar mengambil risiko. Pasalnya, menjadi digital
nomad juga penuh tantangan. Anda tidak mendapatkan pendapatan yang stabil dan
tunjangan yang biasa diberikan oleh kantor atau perusahaan konvensional. Besar
kecilnya pendapatan yang Anda terima sangat bergantung dari diri Anda
sendiri—bagaimana Anda mampu menjual kualitas diri.
Hal yang Perlu Disiapkan untuk Menjadi Digital Nomad
![]() |
Persiapan Digital Nomad - Huffington Post |
Seperti yang telah disampaikan
sebelumnya, menjadi digital nomad adalah hal yang susah-susah gampang. Kendati
demikian, bagi Anda yang ingin menjadi bagian dari masyarakat digital masa
depan ini, perhatikan hal-hal berikut.
1.
Kenali potensi diri
Yang terpenting,
Anda harus mengenali lebih dulu potensi yang dimiliki. Menulis? Menggambar?
Membuat situs web?
Apa pun portable
skill yang Anda miliki, asah terus kemampuan tersebut. Jangan sampai Anda hanya
mampu melakukannya setengah-setengah. Bekali diri Anda dengan amunisi terbaik
sebelum terjun ke medan perang.
Baca juga: Talents mapping, cara mudah kenali potensi diri.
2.
Persiapkan rencana dan membiasakan deadline
Rencanakan apa
yang akan Anda lakukan. Karena keputusan berhasil atau tidaknya ada pada diri
sendiri, buatlah tujuan yang jelas.
Di samping itu,
Anda akan selalu bekerja dengan deadline. Biasakan diri Anda dengan melakukan
pekerjaan tanpa melalui batas waktu yang diberikan.
3.
Jangan memulai tanpa klien
Saat membaca ini,
Anda mungkin masih berstatus sebagai karyawan dari sebuah perusahaan dan merasa
tergugah untuk menjadi digital nomad. Eits, jangan terburu-buru mengajukan
resign. Sebelum memulai perjalanan hidup baru, pastikan Anda sudah memiliki
klien terlebih dahulu sebelum memiliki tiket pesawat tujuan kota yang
diidamkan.
4.
Jaga koneksi
Karena selalu
berhubungan dengan dunia digital dan komunikasi jarak jauh dengan klien,
pastikan Anda memiliki koneksi yang baik. Dengan pulsa Simpati, Anda tidak
perlu khawatir lagi. Operator dengan jaringan terluas di seluruh nusantara ini
akan membantu Anda senantiasa produktif di mana pun Anda bekerja.
Untuk melakukan
top up pun, jangan khawatir. Simpati dan Traveloka bekerja sama untuk
senantiasa mempermudah kebutuhan masyarakat digital. Dengan pulsa Simpati di Traveloka, Anda tidak perlu
repot-repot pergi ke ATM atau mencari gerai pulsa terdekat. Cukup dengan
bersandar di kursi pantai sembari bekerja, pulsa yang Anda butuhkan bisa
langsung terpenuhi. Jika koneksi internet tidak mencukupi, Anda juga bisa minta
transfer pulsa
Simpati dari teman dekat agar tetap bisa nelpon atau internetan.
5.
Hargai diri
Jika Anda
termasuk pemain baru, jangan teburu minder. Hanya karena pengalaman Anda belum
terlalu banyak bukan berarti Anda boleh merendahkan diri sendiri. Kepada klien,
berikan harga sewajarnya. Jangan sampai Anda justru menjatuhkan diri sendiri
lantaran memasang tarif yang terlampau rendah dari standar. Cari tahu besarnya
fee yang biasa diberikan untuk jenis pekerjaan seperti yang Anda lakukan.
Posting Komentar
Posting Komentar